KUALA LUMPUR, Malaysia - Indraneil Das dari Universitas Malaysia
Sarawak mengatakan, Jumat (18 Mei), timnya telah menemukan setidaknya
satu spesies baru katak, AFP melaporkan.
Katak cokelat itu memiliki panjang 4-5 cm dan suara khas yang melengking.
Timnya menemukan katak itu dalam suatu ekspedisi ke hutan hujan Gunung Singai di Sarawak pada bulan September 2010. Mereka kemudian menemukan satu lagi dari spesies yang sama di Taman Nasional Kubah di dekat situ.
Memastikan apakah spesies itu baru merupakan sebuah proses ilmiah yang panjang dan penemuan itu belum dievalusi oleh rekan ilmuwan lainnya, katanya.
"Kami mendengar suara yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Suara itu datang dari sampah dedaunan. Mungkin itulah sebabnya mengapa tidak seorang pun melihat binatang itu sebelumnya," tutur Das, yang dikenal atas penemuan spesies amfibi baru, kepada AFP.
"Suaranyalah yang sangat khas. Suara itu melengking, keras dan berulang-ulang." Das mengatakan timnya juga menemukan beberapa spesies katak lain yang mungkin belum diketahui sebelumnya dan saat ini timnya sedang menyelidiki binatang-binatang itu.
Ia berharap untuk menerbitkan temuannya itu untuk menarik perhatian pada keanekaragaman hayati luar biasa di Kalimantan dan membantu mempromosikan upaya konservasi hutan hujan, yang saat ini terancam oleh penebangan dan pembangunan lainnya.
Katak cokelat itu memiliki panjang 4-5 cm dan suara khas yang melengking.
Timnya menemukan katak itu dalam suatu ekspedisi ke hutan hujan Gunung Singai di Sarawak pada bulan September 2010. Mereka kemudian menemukan satu lagi dari spesies yang sama di Taman Nasional Kubah di dekat situ.
Memastikan apakah spesies itu baru merupakan sebuah proses ilmiah yang panjang dan penemuan itu belum dievalusi oleh rekan ilmuwan lainnya, katanya.
"Kami mendengar suara yang belum pernah kami dengar sebelumnya. Suara itu datang dari sampah dedaunan. Mungkin itulah sebabnya mengapa tidak seorang pun melihat binatang itu sebelumnya," tutur Das, yang dikenal atas penemuan spesies amfibi baru, kepada AFP.
"Suaranyalah yang sangat khas. Suara itu melengking, keras dan berulang-ulang." Das mengatakan timnya juga menemukan beberapa spesies katak lain yang mungkin belum diketahui sebelumnya dan saat ini timnya sedang menyelidiki binatang-binatang itu.
Ia berharap untuk menerbitkan temuannya itu untuk menarik perhatian pada keanekaragaman hayati luar biasa di Kalimantan dan membantu mempromosikan upaya konservasi hutan hujan, yang saat ini terancam oleh penebangan dan pembangunan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar