Daftar Blog Saya

Pengikut

About Me

Reni Finna Ast
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Saksi: Patek berkata bahwa serangan teror bertentangan dengan Islam

Umar Patek tidak menyetujui program ekstrimis yang meluncurkan serangan kekerasan karena dia merasa hal itu merupakan kekeliruan dalam menafsirkan jihad dan akan membuat citra yang buruk bagi kaum Muslim, demikian menurut seorang mantan militan di hadapan Pengadilan Tinggi Jakarta Barat pada hari Kamis (3 April).

  • Menurut kesaksian yang diberikan pada hari Kamis (3 Mei) oleh mantan militan Iqbal Huseini, tertuduh pemboman Bali tahun 2002, Umar Patek, tidak setuju dengan pilihan Jemaah Islamiyah untuk menyerang sasaran-sasaran yang akan memakan korban jiwa rakyat sipil. [Enny Nuraheni/Reuters] Menurut kesaksian yang diberikan pada hari Kamis (3 Mei) oleh mantan militan Iqbal Huseini, tertuduh pemboman Bali tahun 2002, Umar Patek, tidak setuju dengan pilihan Jemaah Islamiyah untuk menyerang sasaran-sasaran yang akan memakan korban jiwa rakyat sipil. [Enny Nuraheni/Reuters]
Patek, yang didakwa memiliki peran utama dalam merakit bom mobil yang menewaskan 202 orang di sebuah klub malam di wilayah Kuta, Bali pada bulan Oktober 2002, menghadapi gugatan terorisme yang dapat mengganjarnya dengan hukuman mati jika dia terbukti bersalah.
Menurut sebuah arsip pengadilan, Patek kabur ke Filipina setelah ledakan tahun 2002 dan bergabung dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF), yang telah berkampanye untuk mendapatkan otonomi. Para pemberontak Filipina itu, yang menyangkal memiliki hubungan dengan al-Qaeda atau Jemaah Islamiyah (JI), pada saat ini sedang bernegosiasi damai dengan pemerintah Filipina.
"Saya tidak tahu jika Patek terlibat dengan serangan bom Bali 2002 karena dia tidak pernah mengatakannya kepada saya," demikian menurut kesaksian Iqbal Huseini, seorang jihadis Indonesia, yang bergabung dengan MILF pada tahun 2003.
"Akan tetapi dia selalu berkata bahwa dia tidak menyetujui semua program penyerangan di Indonesia karena Indonesia bukanlah medan perang dan hal itu berlawanan dengan pesan jihad," demikian ungkapnya.
Terlebih lagi, menurut Iqbal, Patek pernah bertikai dengan pemimpin sel JI, Sayid Ali, yang dijuluki Dulmatin, karena rencana Dulmatin untuk meledakkan bom di beberapa lokasi sebagai pembalasan dendam terhadap pasukan keamanan Indonesia.
"Meskipun Sayid adalah pemimpin, Patek sangat menentang gagasan tersebut. Hal itu dikarenakan titik-titik serangan merupakan wilayah mayoritas Islam dan dia mengingatkan kami bahwa musuh kami bukanlah masyarakat sipil," demikian lanjutnya.
Serangan massal mematikan oleh para ekstrimis yang terkait dengan al-Qaeda mengguncang Indonesia selama dasawarsa terakhir, namun penangkapan atau pembunuhan para pemimpin penting JI serta protes masyarakat terhadap pembantaian itu telah menumpulkan kecenderungan itu.
Al-Qaeda sendiri dipercayai sedang berantakan, karena kehilangan personil dan reputasi yang semakin memburuk di antara kaum Muslim. Kesaksian hari Kamis ini muncul di tengah pengungkapan bahwa Osama bin Laden sendiri sangat mencemaskan kecenderungan ini selama bulan-bulan sebelum kematiannya pada bulan Mei 2011.
Beberapa memo yang ditemukan di tempat persembunyian bin Laden di Abbottabad dirilis pada hari Kamis oleh pemerintah AS. Dalam satu dokumen tertanggal tahun 2010, bin Laden memperingatkan bahwa al-Qaeda telah mengalami stigma karena perannya dalam membunuh ribuan warga sipil Muslim.
Sebuah surat dari tahun 2006 yang dikirim oleh seorang "saudara laki-laki yang kamu kenal dan mengenalmu” mengeluhkan bahwa kata jihad telah menjadi buruk karena taktik al-Qaeda, dan mendesak bin Laden untuk mengubah taktiknya.
Meskipun Patek ditangkap di Abbottabad pada bulan Januari 2011, tidak jauh dari persembunyian Bin Laden, belum dibuktikan apakah dia telah mencoba menghubungi pemimpin al-Qaeda itu.
Kesaksian hari Kamis itu memberi pemahaman baru ke dalam dunia gelap para ekstrimis militan, yang menyeberangi perbatasan demi melancarkan perang agama. Para pejuang MILF yang ditemuinya termasuk warga Malaysia, Indonesia, dan Filipina, tutur Iqbal kepada pengadilan.
Dia berkata bahwa dia diajarkan untuk menggunakan berbagai jenis senjata setelah tiba di kamp MILF.
“Ketika saya di sana, saya dilatih menggunakan senapan seperti M16, senapan panjang, dan juga mortir, membaca peta serta strategi perang. MILF menyediakan semua senapan beserta nomor pendaftaran. Karena itu, jika kami meninggalkan kamp, kami harus mengembalikannya pada mereka,” demikian katanya. “Namun, kami tidak dilatih merakit bom sama sekali.”
Patek sering memberi pengarahan kepada para relawan Indonesia dengan MILF, terutama mengenai strategi perang dan tujuan jihad. Dia percaya bahwa jihad harus dilaksanakan hanya di wilayah berkonflik, demikian ungkap Iqbal.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar